Sabtu, 15 Februari 2020

MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK SN1


Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik SN1
Reaksi SN1
Apa itu Reaksi ?
           Reaksi SN1 adalah reaksi substitusi nukleofilik di mana langkah penentuan laju unimolecular. Ini adalah jenis reaksi substitusi organik. SN1 adalah singkatan dari unimolecular nucleophilic substitusi. Dengan demikian, persamaan laju (yang menyatakan bahwa reaksi SN1 tergantung pada elektrofil tetapi tidak pada nukleofil) berlaku dalam situasi di mana jumlah nukleofil jauh lebih besar daripada jumlah perantara karbokation. Reaksi ini melibatkan pembentukan perantara karbokation. Umumnya terlihat dalam reaksi alkil halida tersier atau sekunder dengan alkohol sekunder atau tersier dalam kondisi asam kuat atau sangat basa. Reaksi SN1 sering disebut sebagai mekanisme disosiatif dalam kimia anorganik.
       Kecepatan reaksi SN1 sangat bergantung pada substratnya tidak bergantung pada reagennya. Di bawah ini contoh SN1 (stepwise mechanism):
           

Diberikan di bawah ini adalah beberapa contoh dari reaksi substitusi nukleofilik tipe SN1.


Efek Pelarut
  • Pelarut yang dapat memfasilitasi pembentukan perantara karbokation akan mempercepat langkah penentuan laju reaksi SN1.
  • Pelarut yang disukai untuk jenis reaksi SN1 ini adalah polar dan protik.
  • Sifat kutub pelarut membantu menstabilkan zat antara ion sedangkan sifat protik pelarut membantu melarutkan kelompok yang meninggalkan.
  • Contoh-contoh pelarut yang digunakan dalam reaksi SN1 termasuk air dan alkohol. Pelarut ini juga bertindak sebagai nukleofil. 

Mekanisme Reaksi SN1
Mekanisme reaksi SN1 mengikuti proses langkah demi langkah di mana pertama-tama, karbokation dibentuk dari penghilangan gugus yang meninggalkan. Kemudian karbokation diserang oleh nukleofil. Akhirnya, deprotonasi nukleofil terprotonasi terjadi untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan. Langkah menentukan laju reaksi ini tergantung murni pada elektrofilisitas kelompok yang meninggalkan dan tidak terpengaruh sama sekali oleh nukleofil. Nukleofil yang bisa menyerang ialah nukleofil basa yang sangat lemah misalnya H2O, CH3CH2OH. Pada SN1 ini terdapat tiga tahap reaksi. Dengan mengambil hidrolisis butil bromida tersier sebagai contoh, mekanisme reaksi SN1 dapat dipahami melalui langkah-langkah berikut.
Langkah 1
  • Ikatan karbon-bromin adalah ikatan kovalen polar. Pembelahan ikatan ini memungkinkan pengangkatan gugus yang meninggalkan (ion bromida).
  • Ketika ion bromida meninggalkan butil bromida tersier, zat antara karbokation terbentuk.
  • Seperti disebutkan sebelumnya, ini adalah langkah penentuan laju mekanisme SN1.
  • Penting untuk dicatat bahwa putusnya ikatan karbon-brom adalah endotermik.

Langkah 2
  • Pada langkah kedua mekanisme reaksi SN1, karbokation diserang oleh nukleofil.
  • Karena air digunakan sebagai pelarut, zat antara ion oksonium terbentuk.
  • Karena pelarut bersifat netral, langkah ketiga di mana deprotonasi terjadi diperlukan.


Langkah 3
  • Muatan positif pada karboksi dialihkan ke oksigen pada langkah sebelumnya.
  • Pelarut air sekarang itu bertindak sebagai basa dan mendeprotonasi ion oksonium guna menghasilkan alkohol yang dibutuhkan bersama dengan ion hidronium sebagai produk.
  • Langkah 2 dan Langkah 3 dari reaksi ini cepat.


Ciri-ciri reaksi SN1
            Ciri-ciri reaksi yang  berjalan dengan mekanisme SN1 ialah sebagai berikut:
  • Kecepatan reaksi itu tidak bergantung pada konsentrasi nukleofil.
  • Jika karbon yang membawa gugus pergi ialah bersifat kiral, reaksi menyebabkan aktivitas optik hilang.


Permasalahan:
  1. Mengapa pelarut yang disukai untuk jenis reaksi SN1 ini ialah polar dan protik?
  2. Mengapa pada SN1 jika karbon yang membawa gugus pergi bersifat kiral, reaksi menyebabkan aktivitas optik hilang?
  3. Mengapa kecepatan reaksi SN1 sangat bergantung pada substratnya tidak bergantung pada reagennya?


4 komentar:

  1. Saya mashita nim A1C118083 akan mencoba menjawab pertanyaan no.3
    Karena pada tahap pertama akan ada pemutusan ikatan karbon dengan gugus yang meninggalkan. Gugus ini pergi tanpa pasangan elektron dan inilah yang menyebabkan pembentukan ion karbonium. Di mana reaksi pembentukan karbonium sangat lambat karena kondisi transisi atau tidak stabil yang membutuhkan energi sangat besar.
    Tahap penentuan Tingkat reaksi adalah tahap lambat. Dalam hal ini pembentukan ion karbonium adalah tahap lambat.
    Oleh karena itu reaksi SN1 sangat bergantung pada substratnya yang digunakan sebagai penentu laju reaksi.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum wisliana.....
    saya yupita sri rizki
    nim:A1C118071
    menjawab no 1
    karan pada literatur tang saya baca reaksi SN1 melibatkan pembentukan zat antara karbokation yang tidak setabil pada tahap penetapan laju reaksi,segala sesuatu yang dapat menpasilitasinya akan meningkatkan laju reaksi.maka pelarut yang biasa di gunakan dalam reaksi sn1 ini biasanya bersifat polar,karna zat polar dapat menstabilitasikan zat antara secara umum.dan protik digunakan untuk melarutkan gugus lepas secara khusus.jadi pelarut polar dan priotik itu meliputi air dan alkohol yang dapat juga pertindak sebagai nukleofil.maka pelarut yang di sukai pada reaksi sn1 adalah polar atau priotik karna lebih sering di gunakan.

    BalasHapus
  3. DESTI RAMADHANI (A1C118010)
    2.
    Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Serangan nukleofil dapat terjadi dari kedua sisi karbon carbokasi planar, yang dihasilkan dalam produk enansiomer. Enansiomer R dan S terbentuk dalam jumlah yang sama, dan dalam kasus ini, produk tersebut merupakan campuran rasemIK.


    BalasHapus